Asuhan Keperawatan pada Pasien Rheumatoid Arthritis (Rematik)

April 01, 2021

 


 

A.    Pengkajian

1.      Riwayat Kesehatan

a.       Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

b.      Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

2.      Pemeriksaan Fisik

a.       Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

Inspeksi :

·         Perhatian keadaan sendi-sendi pada leher, spina servikal, spina torakal, lumbai, bahu siku, pergelangan, tangan dan jari tangan, pinggul, lutut, ekstermitas bawah dan panggul

·         Amati kemerahan dan bengkak pada jaringan lunak sekitar sendi.

b.      Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial 

·         Catat apabila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

·         Catat apabila ada krepitasi

·         Catat apabila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

c.       Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral 

·         Catat apabila ada atrofi, tonus yang berkurang

·         Ukur kekuatan otot

d.      Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

Palpasi : Adanya nyeri sendi pada daerah yang disertai kemerahan / bengkak.

Dengan skala nyeri :

a)      Ringan                        : 0 – 3

b)      Sedang                        : 3 – 7

c)      Berat                           : 7 – 10

e.       Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

3.      Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. 

 

B.     Diagnosa Keperawatan

1.   Nyeri kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan atau proses inflamasi atau destruksi sendi.

2.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri,
intoleransi terhadap aktivitas, atau penurunan kekuatan otot.

3.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, atau ketidakseimbangan mobilitas.

4.   Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak, atau depresi.

 

C.    Rencana Tindakan Keperawatan

1. Nyeri kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan   atau proses inflamasi atau destruksi sendi.

a.       Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

b.      Identifikasi skala nyeri

c.       Identifikasi respons nyeri non-verbal

d.      Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

e.  Berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi pijat, kompres hangat/dingin)

f.       Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)

g.      Berikan obat analgetik, jika perlu

 

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, intoleransi terhadap aktivitas, atau penurunan kekuatan otot.

a.       Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

b.      Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan

c.       Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi

d.      Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

e.       Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat atau kruk)

f.       Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan

g.      Berikan fisioterapi dengan terapis, jika perlu

 

3.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, atau ketidakseimbangan mobilitas.

a.       Identifikasi pemahaman proses penyakit

b.      Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup

c.       Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

d.      Diskusikan  perubahan peran yang dialami

e.       Berikan pilihan yang realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan

f.       Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

g.      Dampingi saat berduka

h.      Anjurkan keluarga terlibat

i.        Rujuk untuk konseling, jika perlu

 

4.   Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak, atau depresi.

a.       Sediakan lingkungan yang teraupetik

b.      Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri

c.       Jadwalkan rutinitas perawatan diri

d.      Kaji hambatan dalam perawatan diri.

e.       Rujuk untuk konseling, jika perlu



DAFTAR PUSTAKA

 Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.