TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEPERAWATAN

Desember 08, 2019

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sistem informasi kesehatan yaitu Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.

Dari kedua Kepmenkes terdapat kelemahan di mana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manajemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art  teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. (Sanjoyo).
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis  komputer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang sudah memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun, implementasi komputerisasi di dalam instansi rumah sakit kurang memberikan hasil yang cukup memuaskan bagi semua pihak.

2.2  Sistem Informasi Keperawatan
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan dikembangkan pada tahun 1960-1970-an  adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan.
Menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan  tentang  standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antarkomponen yang ada sehingga menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

2.2.1 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
·               Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah aktivitas yang dilakukan oleh perawat kepada pasien mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , dan administrasi pasien.

·               Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal yang secara efektif menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen  yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan yaitu jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, dan kontroling terhadap infeksi.

·               Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan tenaga medis yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.

·               Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan
Komputer telah muncul dan dikenal selama puluhan tahun lalu namun rumah sakit belum menjadikan komputer sebagai alat bantu pekerjaan  tenaga medis.
Pertama kali perawat memanfaatkan komputer pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an yang mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan  hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan.
Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan.
Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan  pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di rumah sakit kemudian di dalam masyarakat, tetapi dalam pelaksanaannya belum optimal.


2.4  Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah perolehan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf, gambar maupun suara dengan alat elektronik berdasarkan kombinasi antara perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecommunications).
Sebelum munculnya komputer, penanganan informasi mengandalkan kertas, sedangkan pada era ini telah beralih ke ”impulse” elektrik berukuran mini dengan ukuran penyimpanan lebih besar dibandingkan dengan kertas. Contohnya,  satu disket /floppy/compact disk dapat berisi sejumlah  informasi setara dengan satu buku.
Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain :
1.    Komputer adalah mesin elektronik untuk membuat kalkulasi dengan kapasitas yang besar dan sangat cepat.
2.    Mikro elektronik adalah desain penerapan dan produksi dari peralatan elektronik yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit.
3.    Telekomunikasi adalah transmisi  informasi melalui kabel atau gelombang radio.

1. Komputer
Pada dekade 1890-an, Herman Hollerith melakukan pemprosesan data untuk mencatat dan menganalis hasil sensus di Amerika Serikat  dengan alat elektronik. Hollerith merancang alat yang dinamakan “punched card” yang berhasil mengurangi jam kerja sekitar 1/3 waktu yang dibutuhkan orang untuk menangani kegiatan bersangkutan. Alat ini telah membentuk dasar-dasar pemrosesan data di bidang komersial.
Pada dekade 1960-an muncul komputer berukuran besar yang disebut “mainframe” yang dilengkapi dengan beberapa mini computer dan harus ditempatkan dalam ruang khusus yang ber-AC biasanya terdapat di perkantoran.

2. Mikro Komputer
Mikro komputer pada dasarnya adalah suatu sistem pengelolaan mikro elektrik berdasarkan pada suatu mikro processor.
a.       ROM atau read only memory adalah suatu alat chip penyimpanan memori tetap (a permanent-memory chip) yang memuat kode-kode untuk mengoperasikan mesin mikro komputer. Dalam keadaan mesin mati (switched off) operator tidak dapat menambah, mengganti atau menghapus kode-kode tersebut. Pada waktu mesin hidup (switched on) jika operator memanggil kode tertentu maka ROM akan mengeluarkan data atau informasi yang disimpan dengan kode yang bersangkutan.
b.      RAM atau random only memory adalah suatu alat chip penyimpanan memori sementara guna menyimpan informasi yang dimasukan pemakai.
c.       CPU (Central Processor Unit) adalah suatu CPU chip yang berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan pengolahan data dan mengkoordinasi fungsi-fungsi seluruh peralatan komputer .
d.      Input/Output Interface adalah suatu alat terdiri atas beberapa chip yang berfungsi untuk menangani kode-kode komputer dengan peralatan lainnya seperti mengendali disket driver printer dan layar monitor.

3. Mikro Elektronik dan Mikro Prosessor
Mikro prosessor merupakan suatu sirkuit yang terintegrasi  yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi koordinasi dan pengolahan data. Mikro prosessor memberikan dampak kepada penciptaan komputer elektronik mini.
Kebanyakan dari sirkuit-sirkuit yang terintegrasi dinamakan “General Purposes Chips” untuk menangani satu atau lebih fungsi-fungsi pokok alat rumah tangga seperti mikro komputer mesin cuci dan lain-lainnya.
Ada tiga tujuan umum dari chips antara lain :
a.       Memory chips  untuk menyimpan informasi
b.      CPU chips untuk menangani pengolahan dan koordinasi  fungsi dari suatu komputer
c.       Interface chips untuk menangani luaran atau masukan yang dikehendaki  dari suatu sistem.

4. Telekomunikasi
Telekomunikasi digunakan sebagai cara penyampaian informasi melalui kabel/kawat listrik (telepon dan telegram) atau dengan gelombang radio.

3.1  Perkembangan Komputer dalam Keperawatan
Sejarah mencatat tentang dokumentasi Informasi yang dihasilkan dari praktik kedokteran, seperti pada tabel dibawah ini (Hatta, 2008):

Sejarah Pencatatan Medis
Tabel Bangsa
Tahun
Bukti-bukti Temuan
Spanyol
25.000 – 3000 SM
Lukisan di gua batu tentang amputasi jari dan trephinasi
Prancis
15.000 SM
Lukisan hewan buruan di gua batu
Indian (Peru)
10.000 SM
Tengkorak berlubang akibat praktik trephinasi
Mesir
3000 SM
Papirus (gulungan kertas yang terbuat dari kulit)
Babylonia (Irak Kuno)
3000 – 2000 SM
Replika organ binatang; lempengan tanah liat dan batu dengan tulisan berbentuk paku
Bangsa
Tahun
Bukti-bukti Temuan
Cina
2737 SM
Informasi pada bamb, daun palem yang dipernis;
Model manusia dari tembaga, gading, kertas
Yunani
1100 SM
Informasi pada pahatan di kuil pengobatan dan keras
India
500 SM
Informasi medis pada kertas
Indonesia
800 SM
Informasi pada kulit kayu/ daun lontar dengan bahasa jawa kuno.

Tabel di atas menunjukkan sejarah dari pencatatan medis dari masa kemasa. Sejarah tersebut asal mulanya ada berkas rekam medis yang sekarang ini sudah menjadi jantungnya pelayanan kesehatan.
Komputer pertama tahun 1940 dan 1950 mempunyai mesin yang besar sekali yang menggunakan pipa vakum untuk penghitungan dan kontrol.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen.
Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak khusus untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK).

3.1.1 Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
            Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang kompleks untuk membantu komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit. Sebuah SIR digunakan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat suplai, nutrisi atau pelayanan makanan, personel, dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukan bagi beberapa departemen dan untuk beberapa tujuan yang praktikal.
Aplikasi-aplikasi penerimaan termasuk penjadwalan pasien, sebelum penerimaan, penerimaan, pemulangan, pemindahan, dan prosedur sensus. Beberapa aplikasi catatan medis termasuk pemeliharaan pengurutan pasien, KDB/diagnosa/pengkodean prosedur, keadaan fisik yang tidak lengkap dari catatan medis, dan catatan medis tentang prosedur penempatan. Prosedur bisnis dan akuntansi termasuk verifikasi asuransi pasien, tagihan, evaluasi tagihan, penyelidikan tagihan, rekening yang dapat dibayar, rekening yang dapat diterima, dan pemrosesan tunai.
            Aplikasi perawatan ada beberapa termasuk entri pesanan, laporan hasil, rencan perawatan, klasifikasi pasien, jadwal, penyusunan staf, catatan perawat, rencana pemulangan, dan pengkajian pasien.

3.1.2 Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan. Sebagian besar SIMK mempunyai modul-modul untuk mengklasifikasikan pasien, pembentukan staf, penjadwalan, catatan personal, dan laporan bertahap. Modul-modul lain termasuk pengembangan anggaran, alokasi sumber dan pengendalian biaya, analisa kelompok diagnosa yang berhubungan (KDB), pengendalian mutu, catatan pengembangan staf, model dan simulasi untuk pengambilan keputusan, rencana strategic, ramalan permintaan jangka pendek dan rencana kerja, dan evolusi program.
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, penjadwalan, catatan personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dimasukkan ke dalam modul staf, dan pembentukan staf kemudian dihitung berdasarkan formula beban kerja. Selain itu, susunan pegawai yang nyata dimasukkan dan perbandingan dari sensus, ketajaman pasien, susunan pegawai yang dibutuhkan, dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat. Jadwal merupakan persiapan penggunaan informasi dari susunan staf dan modul catatan personal.

3.2  Manfaat Komputer dalam Keperawatan
Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan karena banyaknya departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga pasien pulang.
Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:
a.       Makin kompleksnya masalah keuangan
b.      Melaporkan permintaan beberapa departemen
c.       Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
d.      Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien

Manfaat dari penerapan komputer dalam bidang kesehatan yaitu:
1)      Mendiagnosa suatu penyakit dan menentukan obat yang cocok
2)      Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
3)      Memonitoring status pasien, merekam data pribadi pasien dan riwayat penyakit pasien
4)      Melakukan penelitian ilmiah yang diperlukan
5)      Memasukkan, menyimpan, menggelompokkan dan mengolah data – data secara cepat dan mudah
6)      Mendeteksi DNA seseorang
7)      Mengecek dan mengetahui hasil tes darah di laboratorium
8)      Sebagai alat bantu dalam pemeriksaan medis

3.3  Penerapan Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan
1)Bidang administrasi
Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi khususnya di rumah sakit dapat membantu dalam penyimpanan, pengelompokan, dan pengolahan data serta mempermudah dalam memeriksa data -data pasien, stok obat serta data keuangan rumah sakit.
2) Rekam Medik
Setiap orang yang mengunjungi rumah sakit akan mengisi formulir, informasi kunjungan, dan obat ( resep) yang diterima dalam pelayanan ini akan menjadi bagian dari sejarah kesehatan pribadi yang akan disimpan oleh petugas rekam medis di bagian penyimpanan berkas.
3)e-Health
Sistem ini digunakan untuk mengembangkan program yang dapat membantu pekerjaan tenaga medis agar saling bertukar informasi secara elektronik, mengambil data rekam medis pasien, dan melakukan kolaborasi dengan memberikan layanan jasa kesehatan lainnya secara langsung melalui internet.
4)Bidang farmasi
Komputer memiliki peran penting dalam obat-obatan (farmasi) mengenai resep dan dosis obat, menyimpan data-data harga obat-obatan serta pengelompokan jenis-jenis obat berdasarkan kegunaannya.
5)Mendiagnosa suatu penyakit
Komputer juga dapat digunakan untuk menghasilkan foto yang jauh lebih baik dari tubuh pasien. Dengan adanya komputer, DNA yang sudah dirancang khusus di dalam bidang kesehatan maka tenaga medis bisa mendiagnosa suatu penyakit pasien secara cepat, mudah dan akurat.

3.4  Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan di Pusat-pusat Kesehatan
1)      Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Rekam medis berbasis komputer digunakan untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap kegiatan dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis.

2)      Elektronic chart
Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi meningkat 28,4%.

3)      Computerized whiteboard
Computerized whiteboard  yaitu sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di Whiteboard. Tayangan yang lebar di Whiteboard akan memudahkan setiap tenaga kesehatan dan pasien untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk perkembangan kondisi kesehatan klien. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan kualitas asuhan pasien dan terjadi efesiensi waktu dan tenaga.
Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi dan cepat sehingga tenaga medis  bisa mengambil keputusan atas keadaan klien secara cepat dan tepat yang nantinya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.

4)      Computer-Based Patient Record (CPR) systems
Sistem informasi untuk melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit pasien dengan menggunakan komputer yang dilengkapi sistem pemantauan klien secara progresif.
Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges, Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J Rodriguez pada tahun 1997.

5)      Personal digital assistance (PDA)
Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan sistem link local seperti WiFi dan WLAN yang dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang.  Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dalam keadaan emergensi, atau non emergensi.

6)      Radio frekuensi identification (RFID)
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, menyimpan daftar obat, menyimpan data pasien. Selain itu, sistem ini sebagai alat pelacak posisi pasien (yang berbentuk seperti gelang yang dipasangkan ke tangan pasien), dan alat kesehatan (biasanya pada alat mahal dan bersifat darurat).

7)      Web based electronic health record
Model web based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Lalu data tersebut dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak berjalan secara real time.

8)      Smart card
Pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan tercatat.

9)  Bar code
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Penggunaan bar code bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori serta sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.

10)Teknologi nirkabel
Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing station. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggu mobilitasnya.

3.5  Teknologi Informasi untuk Mendukung Manajemen Informasi Kesehatan di Rumah Sakit
Komunikasi adalah hal yang penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan karena berbagai departemen termasuk dalam perawatan pasien. Rumah sakit sudah menghabiskan 7 – 10 milyar dalam setahun untuk komunikasi. Karena rumah sakit merupakan satu-satunya bagian dari industri perawatan kesehatan, total biaya untuk komunikasi dalam industri ini dapat mencapai 25 milyar dolar.
            Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan informasi mengenai umur, umur pada saat masuk. Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur :
1.      Makin kompleksnya lingkungan keuangan
2.      Melaporkan permintaan beberapa lembaga
3.      Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4.      Pengetahuan yang relevan untuk area perawatan pasien.
Komputer mempengaruhi praktik, administrasi, pendidikan, dan penelitian, dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.

Contoh teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi kesehatan di rumah sakit yaitu :
1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Tujuan dari analisis dan evaluasi sistem adalah untuk menganalisa terhadap sistem pengolahan data pelayanan kesehatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran pasien baru, pendaftaran pasien lama (registrasi), pencatatan, pemeriksaan, pengambilan obat sampai pembuatan laporan pada sistem yang sedang berjalan serta mengevaluasi permasalahan, hambatan- hambatan yang terjadi, dan kebutuhan- kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

2. Telehealth
Jenis telehealth dibagi menjadi dua yaitu:
1)      Teknologi simpan dan sampaikan (store forward), gambar yang didapatkan dari elektronik seperti x ray, dapat dikirimkan sebagai spesialis untuk diinterpretasi. Contoh spesialisasi yang menggunakan teknologi ini adalah radiologi, dermatologi, dan patologi.
2)      Teknologi real time, adalah teknologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi dalam waktu yang sama. Teknologi realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik audio maupun video, yang bisa digunakan dalam telehealth.
Salah satu bentuk telehealth adalah homecare, yaitu melangsungkan perawatan menggunakan audio dan video interaktif antara pasien dan perawat tanpa harus bertemu secara langsung.

3. Augmented Reality
Augmented reality adalah teknologi interaksi yang menggabungkan dunia nyata dengan dunia maya. Di dalam bidang kesehatan, teknologi augmented reality dapat diterapkan adalah simulasi bedah jantung. Dengan teknologi ini calon dokter ataupun petugas kesehatan dapat belajar sebelumnya atau mengembangkan ilmunya dengan menggunakan perangkat simulasi yang diintegrasikan dengan teknologi augmented reality.

3.6   Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Penelitian atau Riset Berbasis Keperawatan
Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu perkembangan peradaban manusia mengenai penyampaian informasi yang mulai merambah ke dunia keperawatan. Kebutuhan layanan kesehatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat modern saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi popular sebagai salah satu model layanan kesehatan.
Beriringan dengan meningkatnya angka kebutuhan pada teknologi informasi, peran perawat sebagai peneliti dalam melakukan riset yang berhubungan isu-isu keperawatan, antara lain: praktik keperawatan, pendidikan keperawatan, dan administrasi keperawatan guna meningkatkan kemampuannya. Untuk memudahkan riset yang dilakukan maka perawat perlu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang sudah ada baik dalam hal pengolahan data, penulisan, penyimpanan, atau pun publikasi hasil riset yang telah perawat lakukan.
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam bidang perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan, digunakan di kampus dengan video conference, pembelajaran online dan Multimedia Distance Learning.
Sebagai perawat yang mampu mengikuti perkembangan zaman untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan maka pemanfaatan teknologi harus digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh perawat termasuk melakukan riset.

3.7 Contoh-contoh Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer
1.      System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
2.      System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
3.      SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar.
4.      PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer yang menampilkan gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
5.      NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
6.      USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik yang ditampilkan dalam layar monitor berupa gambar dua atau tiga dimensi.
7.      Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3 mm.
8.      Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita.


3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola informasi di seluruh tingkat pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan sangat diperlukan untuk mengembangkan kualitas kesehatan dan keperawatan. Teknologi dan sistem informasi yang canggih mampu menunjang pendokumentasian data dan penyembuhan pasien pada penyakit tertentu, juga dapat membantu meringankan beban pekerjaan tenaga kesehatan.

3.2 Saran
Teknologi dan sistem informasi memberikan kemudahan dalam pekerjaan  tenaga medis khususnya keperawatan sehingga diperlukan adanya peningkatan penggunaan teknologi medis di setiap rumah sakit  serta tidak disalahgunakan, agar tidak ada pihak yang dirugikan


 DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Manfaat Teknologi Informasi di bidang kesehatan Masyarakat ( dalam https://anasihite.wordpress.com/2014/09/22/manfaat-teknologi-informasi-di-bidang-kesehatan-masyarakat/) Diakses tanggal 13 Oktober 2019 (20:00)
Anonim. 2015. Manfaat Komputer dalam Keperawatan. (dalam http://blogtwitterscooter01.blogspot.com/2015/12/manfaat-komputer-dalam-keperawatan.html) Diakses tanggal 13 Oktober 2019 (20:43)
Arwani,dkk. 2006.  MANAJEMEN BANGSAL KEPERAWATAN. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kadir,Abdul dan Terra Ch.Triwahyuni. 2003 . Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Oberty, Elvi. EFEKTIFITAS DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PDA (PERSONAL DIGITAL ASSISTANT) DI PELAYANAN KEPERAWATAN.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 Oktober 2019 (21:15)
Sulisnadewi. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 Oktober 2019 (20:30)
Swanburg, Russel. 2000.  PENGANTAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN UNTUK PERAWAT KLINIS. Jakarta: Buku Kedokteran EGC



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.