Infeksi Menular Seksual (IMS)
A. Definisi
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah
infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual yang mencakup
infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis (Daili, 2009).
Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap penyebab
tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau penyakit spesifik yang beragam
pula.
Penyebab IMS dapat dikelompokkan
atas beberapa jenis ,yaitu: (WHO,2007)
a. bakteri ( diantaranya N.gonorrhoeae,
C.trachomatis, T.pallidum)
b. virus (diantaranya HSV,HPV,HIV,
Herpes B virus, Molluscum contagiosum virus),
c. protozoa (diantaranya Trichomonas
vaginalis)
d. jamur (diantaranya Candida albicans)
e. ektoparasit (diantaranya Sarcoptes scabiei)
B. Cara
Penularan
Penularan PMS pada umumnya adalah
melalui hubungan seksual (95 %), sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi
darah, jarum suntik, plasenta (dari ibu kepada anak yang dikandungannya).
1) Melakukan hubungan seks yang tidak aman, seperti :
•
Hubungan
seks lewat liang senggama tanpa kondom
•
Hubungan
seks lewat dubur tanpa kondom
•
Seks
oral
2) Melalui darah :
•
transfusi
darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
•
saling
bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
•
tertusuk
jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja
•
menindik
telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril
3) Dari ibu hamil kepada bayi : (saat hamil, saat
melahirkan, saat menyusui)
C. Etiologi
1)
Kontrasepsi,
timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan
2)
Seks
bebas, norma moral yang menurun
3)
Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang
seksualitas dan IMS
4)
Kemiskinan
5) Pelacuran
D. Jenis-jenis
IMS
1.
Gonore Pada Kehamilan.
Gonore
mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
(Daili et al., 2011).
2.
Klamidiasis
Klamidiasis
genital adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis,
berukuran 0,2 – 1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak, dan merupakan
parasit intrasel obligat (Benson, 2009).
3.
Sifilis Pada Kehamilan
Sifilis
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum yang bersifat
kronis dan sistemik ditandai dengan lesi primer diikuti dengan erupsi sekunder
pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk kedalam periode laten tanpa
manifestasi lesi di tubuh diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang,
saluran pencernaan, sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler. Infeksi ini
dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan (sifilis kongenital) (Hutapea,
2010).
4.
HPV dalam Kehamilan
Infeksi
Human Papilloma virus (HPV) adalah infeksi menular seksual paling umum terjadi
yang disebabkan oleh virus Papilloma.
5.
Herpes Genital (HSV-2)
Herpes
genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus
(HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema
dan bersifat rekurens (CDC Fact Sheet, 2007).
6.
Infeksi HIV & Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS)
Infeksi
HIV & AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom dengan
gejala penyakit infeksi oportuninistik atau kanker tertentu akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh oleh infeksi Human Immunodefiency Virus (HIV) baik tipe
1 ataupun tipe 2. Human Immunodefiency Virus ditularkan melalui perantara
darah, semen dan sekret vagina baik melalui hubungan seksual atau cara
transmisi yang lainnya. Penyakit IMS lainnya dapat meningkatkan risiko
transmisi HIV pada seseorang.
E. Tanda
dan Gejala
1)
Keluarnya
cairan dari vagina, penis atau dubur yang berbeda dari biasanya,
2)
Rasa
perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering
kencing,
3)
Adanya
luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut (nyeri ataupun
tidak)
4)
Tumbuh
seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin,
5)
Gatal-gatal
di sekitar alat kelamin,
6)
Terjadi
pembengkakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha,
7)
Pada
pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri,
8) Pada
wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada hubungannya
dengan haid)
9)
Mengeluarkan
darah setelah berhubungan seks
10) Secara umum merasa tidak enak badan atau
demam.
F. Komplikasi
Menurut Handsfield (2011), secara umum komplikasi IMS antara lain :
- Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS)
- Pelvic
inflammatory disease
- Infertilitas pada
wanita dan kehamilan ektopik
- Infeksi fetus dan
neonatus: konjungtivitis, pneumonia, infeksi faring, encefalitis, defisit neurologis,
penurunan fungsi kognitif, imunodefisiensi
- Komplikasi pada
kehamilan dan kelahiran: aborsi spontan, kelahiran prematur,
chorioamnionitis, postpartum endometritis.
- Neoplasia:
displasia dan karsinoma serviks, Kaposi sarkoma, hepatocellular karsinoma,
squamous cell karsinoma anus, vulva, dan penis
- Infeksi Human
papillomavirus dan genital warts
- Genital
ulcer-inguinal lymphadenopathy
- Infeksi saluran
kemih bawah pada wanita: servicitis, urethritis, infeksi vaginal
- Urethritis pada
laki-laki
- Hepatitis Viral
- Neurosyphilis dan
sifilis tersier
- Epididymitis
- Infeksi
gastrointestinal: prostitis, enteritis, kolitis
- Arthritis akut
G. Pencegahan
1. Meningkatkan Ketahanan Keluarga melalui
pesan kunci :
A : Abstinance; Tidak berhubungan seksual sebelum menikah.
B : Be faithfull; Saling setia pada pasangan yang sah.
C : Condom; Gunakan kondom apabila salah satu pasangan
beresiko
terkena IMS atau HIV /
AIDS.
D : Drugs; Hindari pemakaian Narkoba.
E : Equipment; Mintalah
peralatan kesehatan yang steril.
2. Mencegah transfusi darah yang belum di
screening
3. Berhati-hati untuk menangani segala hal
yang tercemar oleh darah segar
4. Mencegah pemakaian alat-alat tajam yang
tidak steril
5. Segera memeriksakan diri bila timbul
gejala-gejala IMS yang dicurigai.
H. Pengobatan
1)
Jika
terkena IMS, pasangannya juga harus diperiksa & diobati untuk menghindari
penularan berulang.
2)
Hindari
hubungan seksual selama masih ada keluhan atau gejala atau masih dalam
pengobatan.
3)
Beritahu
dokter bila ada riwayat alergi.
I.
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis pada IMS memiliki 3
prinsip yaitu anamnese, pemeriksaan fisik dan pengambilan bahan untuk
pemeriksaan laboratorium (Daili, 2009).
-
Keluhan dan riwayat penyakit saat ini.
-
Keadaan umum yang dirasakan.
-
Pengobatan yang telah diberikan, baik topikal ataupun sistemik dengan
penekanan pada antibiotik.
-
Riwayat seksual yaitu kontak seksual baik di dalam maupun di luar pernikahan,
berganti-ganti pasangan, kontak seksual dengan pasangan setelah mengalami
gejala penyakit, frekuensi dan jenis kontak seksual, cara melakukan kontak
seksual, dan apakah pasangan juga mengalami keluhan atau gejala yang sama.
-
Riwayat penyakit terdahulu yang berhubungan dengan IMS atau penyakit di
daerah genital lain.
-
Riwayat penyakit berat lainnya.
-
Riwayat keluarga yaitu dugaan IMS yang ditularkan oleh ibu kepada bayinya.
- Keluhan lain yang mungkin berkaitan dengan komplikasi IMS, misalnya erupsi kulit, nyeri sendi dan pada wanita tentang nyeri perut bawah, gangguan haid, kehamilan dan hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, P & Pernoll. (2009). Buku
Saku Obsetry Gynecology William. Jakarta : EGC.
Daili, S.F. (2007). Tinjauan
Penyakit Menular Seksual (PMS). In: Djuanda, A., Hamzah, M., and Aisah, S.,
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Division of STD
Prevention.
Daili, S.F., Makes, W.I.B., &
Zubier, F. (2011). Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
Handsfield, H. H. (2011). Color
Atlas & Synopsis of Sexually Transmitted Disease (3rd ed.).
McGraw-Hill.
Tidak ada komentar: