Infeksi Menular Seksual (IMS)

April 13, 2021

 


A.    Definisi

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual yang mencakup infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis (Daili, 2009). Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap penyebab tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau penyakit spesifik yang beragam pula.

Penyebab IMS dapat dikelompokkan atas beberapa jenis ,yaitu: (WHO,2007)

a.       bakteri ( diantaranya N.gonorrhoeae, C.trachomatis, T.pallidum)

b.      virus (diantaranya HSV,HPV,HIV, Herpes B virus, Molluscum contagiosum virus),

c.       protozoa (diantaranya Trichomonas vaginalis)

d.      jamur (diantaranya Candida albicans)

e.       ektoparasit (diantaranya Sarcoptes scabiei)

 

B.     Cara Penularan

Penularan PMS pada umumnya adalah melalui hubungan seksual (95 %), sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, plasenta (dari ibu kepada anak yang dikandungannya).

1) Melakukan hubungan seks yang tidak aman, seperti :

      Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom

      Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom

      Seks oral

 

2) Melalui darah :

      transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV

      saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba

      tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja

      menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril

 

3) Dari ibu hamil kepada bayi : (saat hamil, saat melahirkan, saat menyusui)

 

C.    Etiologi

1)      Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan

2)      Seks bebas, norma moral yang menurun

3)      Kurangnya pengetahuan dan  pemahaman tentang seksualitas dan IMS

4)      Kemiskinan

5)      Pelacuran

 

D.    Jenis-jenis IMS

1.      Gonore Pada Kehamilan.

Gonore mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae (Daili et al., 2011).

 

2.      Klamidiasis

Klamidiasis genital adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, berukuran 0,2 – 1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak, dan merupakan parasit intrasel obligat (Benson, 2009).

 

3.      Sifilis Pada Kehamilan

Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum yang bersifat kronis dan sistemik ditandai dengan lesi primer diikuti dengan erupsi sekunder pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk kedalam periode laten tanpa manifestasi lesi di tubuh diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang, saluran pencernaan, sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler. Infeksi ini dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan (sifilis kongenital) (Hutapea, 2010).

 

4.      HPV dalam Kehamilan

Infeksi Human Papilloma virus (HPV) adalah infeksi menular seksual paling umum terjadi yang disebabkan oleh virus Papilloma.

 

5.      Herpes Genital (HSV-2)

Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens (CDC Fact Sheet, 2007).

 

6.      Infeksi HIV & Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

Infeksi HIV & AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportuninistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi Human Immunodefiency Virus (HIV) baik tipe 1 ataupun tipe 2. Human Immunodefiency Virus ditularkan melalui perantara darah, semen dan sekret vagina baik melalui hubungan seksual atau cara transmisi yang lainnya. Penyakit IMS lainnya dapat meningkatkan risiko transmisi HIV pada seseorang.

 

E.     Tanda dan Gejala

1)      Keluarnya cairan dari vagina, penis atau dubur yang berbeda dari biasanya,

2)      Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering kencing,

3)      Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut (nyeri ataupun tidak)

4)      Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin,

5)      Gatal-gatal di sekitar alat kelamin,

6)      Terjadi pembengkakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha,

7)      Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri,

8)    Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada hubungannya dengan haid)

9)      Mengeluarkan darah setelah berhubungan seks

10)  Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.

 

F.     Komplikasi

Menurut Handsfield (2011), secara umum komplikasi IMS antara lain :

  1. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)
  2. Pelvic inflammatory disease
  3. Infertilitas pada wanita dan kehamilan ektopik
  4. Infeksi fetus dan neonatus: konjungtivitis, pneumonia, infeksi faring, encefalitis, defisit neurologis, penurunan fungsi kognitif, imunodefisiensi
  5. Komplikasi pada kehamilan dan kelahiran: aborsi spontan, kelahiran prematur, chorioamnionitis, postpartum endometritis.
  6. Neoplasia: displasia dan karsinoma serviks, Kaposi sarkoma, hepatocellular karsinoma, squamous cell karsinoma anus, vulva, dan penis
  7. Infeksi Human papillomavirus dan genital warts
  8. Genital ulcer-inguinal lymphadenopathy
  9. Infeksi saluran kemih bawah pada wanita: servicitis, urethritis, infeksi vaginal
  10. Urethritis pada laki-laki
  11. Hepatitis Viral
  12. Neurosyphilis dan sifilis tersier
  13. Epididymitis
  14. Infeksi gastrointestinal: prostitis, enteritis, kolitis
  15. Arthritis akut

 

G.    Pencegahan

1. Meningkatkan Ketahanan Keluarga melalui pesan kunci :

A : Abstinance; Tidak berhubungan seksual sebelum menikah.

B : Be faithfull; Saling setia pada pasangan yang sah.

C : Condom;      Gunakan kondom apabila salah satu pasangan beresiko   

                         terkena IMS atau HIV / AIDS.

D : Drugs;          Hindari pemakaian Narkoba.

E : Equipment;   Mintalah peralatan kesehatan yang steril.

2. Mencegah transfusi darah yang belum di screening

3. Berhati-hati untuk menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar

4. Mencegah pemakaian alat-alat tajam yang tidak steril

5. Segera memeriksakan diri bila timbul gejala-gejala IMS yang dicurigai.

 

 

H.    Pengobatan

1)      Jika terkena IMS, pasangannya juga harus diperiksa & diobati untuk menghindari penularan berulang.

2)      Hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan atau gejala atau masih dalam pengobatan.

3)      Beritahu dokter bila ada riwayat alergi.

 

I.       Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis pada IMS memiliki 3 prinsip yaitu anamnese, pemeriksaan fisik dan pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium (Daili, 2009).

-          Keluhan dan riwayat penyakit saat ini.

-          Keadaan umum yang dirasakan.

-          Pengobatan yang telah diberikan, baik topikal ataupun sistemik dengan penekanan pada antibiotik.

-          Riwayat seksual yaitu kontak seksual baik di dalam maupun di luar pernikahan, berganti-ganti pasangan, kontak seksual dengan pasangan setelah mengalami gejala penyakit, frekuensi dan jenis kontak seksual, cara melakukan kontak seksual, dan apakah pasangan juga mengalami keluhan atau gejala yang sama.

-          Riwayat penyakit terdahulu yang berhubungan dengan IMS atau penyakit di daerah genital lain.

-          Riwayat penyakit berat lainnya.

-          Riwayat keluarga yaitu dugaan IMS yang ditularkan oleh ibu kepada bayinya.

-          Keluhan lain yang mungkin berkaitan dengan komplikasi IMS, misalnya erupsi kulit, nyeri sendi dan pada wanita tentang nyeri perut bawah, gangguan haid, kehamilan dan hasilnya.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Benson, P & Pernoll. (2009). Buku Saku Obsetry Gynecology William. Jakarta : EGC.

Daili, S.F. (2007). Tinjauan Penyakit Menular Seksual (PMS). In: Djuanda, A., Hamzah, M., and Aisah, S., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Division of STD Prevention.

Daili, S.F., Makes, W.I.B., & Zubier, F. (2011). Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Handsfield, H. H. (2011). Color Atlas & Synopsis of Sexually Transmitted Disease (3rd ed.). McGraw-Hill.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.