Info Seputar Sehat Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan : Ibu Hamil

April 13, 2021

 


A.    Konsep Dasar Penyakit

      Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan.

      Sedangkan gangguan psikologis adalah perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin, teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas.

 

B.     Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk  beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sbb:

  1. Tahap Antisipasi

Dalam  tahap  ini  wanita  akan  mengawali  adaptasi  perannya  dengan  merubah  peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui  model  peran  (role  model).  Meningkatnya  frekuensi  interaksi  dengan  wanita melalui  model  peran  (role  model).  Meningkatnya  frekuensi  interaksi  dengan  wanita hamil  dan  ibu  muda  lainnya  akan  mempercepat  proses adaptasi  untuk  mencapai hamil  dan  ibu  muda  lainnya  akan  mempercepat  proses adaptasi  untuk  mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.

 

 

  1. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)

Pada  tahap  ini  wanita  sudah  mulai  menerima  peran  barunya  dengan  cara  mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih  sayang  dari  ibunya  menjadi  pemberi  kasih  sayang  terhadap  bayinya.  Untuk kasih  sayang  dari  ibunya  menjadi  pemberi  kasih  sayang  terhadap  bayinya.  Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Dia memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya dan akan mencoba menggambarkan figur ibunya di masa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia adaptasi dan terapkan kepada bayinya. Aspek  lain  yang  berpengaruh  dalam  tahap  ini adalah  seiring  dengan  sudah mapannya  beberapa  persiapan  yang  berhubungan  dengan  kelahiran  bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.

 

  1. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)

Pada tahap ini, dia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif  positif  dan berfokus untuk  kehamilannya, seperti  mencari tahu  tentang    informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.

 

  1. Tahap Akhir (perjanjian)

Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan“perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

Perubahan Psikologis Trimester I

1)      Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

2)  Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

3)      Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil untuk meyakinkan dirinya.

4)      Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.

5)   Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.

6)      Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.


Perubahan Psikologis Trimester II

1)      Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.

2)      Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.

3)      Merasakan gerakan anak.

4)      Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. 

5)      Libido meningkat.

6)      Menuntut perhatian untuk cinta.

7)      Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

8)  Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.

9)  Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru

Perubahan Psikologis Trimester III

1)      Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.

2)      Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3)  Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4)  Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5)      Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.

6)      Merasa kehilangan perhatian.

7)      Perasaan mudah terluka atau sensitif.

8)      Libido menurun.

 

C.     Masalah Emosi Selama Kehamilan

Prinsip Dasar 

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.

Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma –  norma sosiokultural dan persoalan kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi  psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat

Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi:

Trimester 1 :

Sering terjadi fluktuasi lebar sehingga aspek emosional periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.

Trimester II :

Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual, keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.

Trimester III :

Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.

 

1)   Reaksi cemas, ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan, terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.

2)    Reaksi panik, ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.

3)   Reaksi Obsesif-Kompulsif,  ditandai dengan selalu timbulnya perasaan, rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan  perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.  

4)   Depresi berat, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan  pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri. 

5)  Perasaan panik/ gelisah ditandai dengan ibu merasa bahwa kehamilannya ini merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya sehingga mereka akan bersikap menolak kehamilannya, menggugurkan kehamilannya bahkan mencoba bunuh diri. 

 

D.    Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil

Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan –  perasaan :

•  Marah

•  Tertekan

•  Bersalah

•  Bingung

•  Was –  was

•  Kesal

•  Pilu

•  Khawatir  

Ditandai dengan gejala –  gejala :

      Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.

      Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.

      Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.

      Menyadari bahwa perasaan cepat berubah.

      Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.

      Senantiasa berfikiran negatif.

      Tanpa berwujud merasa tidak mampu.

      Tiba-tiba takut atau gugup.

      Tidak bisa memusatkan perhatian.

       Lebih sering lupa.

      Rasa bingung dan bersalah.

      Makan amat sedikit atau banyak.

      Asik dengan fikiran menghantui dan mengerikan.

      Kehilangan kepercayaan dan harga diri.

 

E.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Psikis Pada Masa Hamil

1.      Sudah punya banyak anak

Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus ditanggung, ditambah dengan kerepotan lainnya apalagi dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.

 

2.      Khawatir berubah penampilan

Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan penampilan.

 

3.      Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.

Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah kekurangan finansial akan sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.

 

4.      Keluhan sulit tidur

Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh besar sehingga terasa menyesakkan.

 

F.     Komplikasi Emosional

Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama periode kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pascapartum. Stres psikologis dan fisik yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai ibu dapat juga mengakibatkan krisis emosional (affonso,1984). Gangguan emosional terutama mengakibatkan komplikasi kehamilan adalah gangguan mood.

 

 

G.    Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan

1.      Informasi

Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.

 

2.      Komunikasi dengan suami

Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

 

3.      Rajin chek-up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.mengenai kehamilan.

 

4.      Makan Sehat

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.

 

5.      Jaga Penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki untuk memperlancar persalinan.

 

6.      Kurangi Kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

 

7.      Dengarkan Musik

Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

 

8.      Senam Hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

 

9.      Latihan Pernafasan

Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga sehingga kondisi psikologis bisa stabil.



DAFTAR PUSTAKA

Beck, A. T. (1967). Depression: Causes And Treatment. Philadelphia: University Of Pennsylvania Press

Stuart & Sundeen. (2000) . Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator Diagnostik Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Wilkinson, Judith M. Ahern, Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.